Selasa, 10 Mei 2011

BAHASA TEGAL WARISAN BUDAYA PALING TUA

Berbagai pendapat tentang Lomba Maca Puisi Tegalan tampak antusias tak hanya datang dari para pesohor penggiat kesenian di Tegal. Hamidin Krazan, penyair dan cerpenis asal Banyumas, menuturkan, meski dirinya bukan berasal dari Tegal namun kecintaannya pada Sastra Tegalan cukup kental. Mantan wartawan Nirmala Post itu mengaku, bahwa lomba apapun jenis dan macamnya niscaya memiliki daya positip sebagai upaya menggelorakan makna menyukuri hidup bernas.

“Begitu pula dalam lomba baca puisi Tegalan ini, saya yakini sebagai ajang pemicu semangat silaturrahmi budaya antar dan inter insane berjiwa estetis. Yakni para pecintas seni/sastra di luar Tegal maupun wong Tegal. Saya sebagai peserta dari luar Tegal setidaknya dapat belajar sedikit tentang banyak hal mengenai budaya Tegal melalui puisi-puisi hasil permenungan para panulisnya,” tandas Hamidin Krazan.
Lain lagi pendapat Ki Barep, Dalang Khas Tegalan. Ia menuturkan, dengan adanya Lomba Maca Puisi Tegalan menunjukan bahwa Bahasa Tegalan semakin mendapat tempat.

“Sebagai warga Tegal, apalagi profesiku sebagai dalang tegalan, saya sangat mendukung adanya lomba maca puisi tegalan karena bahasa tegalan bagaimanapun juga warisan budaya paling tua dan oleh karenanya perlu dikembang-lestarikan di tengah-tengah masyarakatnya. Himbauan saya kepada masyarakat Tegal dan sekitarnya, jangan malu menjunjung bahasa ibu.”

Lebih jauh Ki Barep mengatakan, para pengusaha dan para pejabat yang notabene mencari rejeki di Kota Tegal untuk ikut andil di dalam melestarikan Bahasa Tegal



sumber  :  http://www.tegalinfo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar